DUTArakyat.com - Guna mendorong siswa memiliki kemandirian dan entrepreneur (kewirausahaan), MAN 1 Lombok Timur (Lotim), NTB kembali menghidupkan program kemandirian dan kewirausahaan siswa (FKKS).
"Program ini berupa pemberian modal usaha pada siswa sebagai modal siswa berwirausaha dengan pola bimbingan dari 2 guru pendamping," papar Pendamping PKKS MAN 1 Lotim M Zakaria.
Zakaria menegaskan, program ini sejak tahun 2019, dan terus berjalan sampai sekarang dengan jumlah siswa yang terseleksi tahap pertama yaitu sejumlah 21 siswa dengan variasi modal usaha yang diterima Rp500 ribu sampai Rp1 juta.
"Jangka waktu program 6 bulan yang diserahkan secara langsung kepala madrasah disaksikan semua siswa MAN 1 Lotim Kamis, 10 Oktober 2024 dan setelah selesai tahap satu ini, kembali kita gulirkan untuk tahap kedua dengan sasaran sekitar 50an siswa," papar Zakaria.
Kepala MAN 1 Lotim M Nurul Wathoni mengatakan, program PKKS ini merupakan salah satu program unggulan di MAN 1 Lotim selain program pembinaan prestasi akademik dan non akademik yang ada dalam 40 ekstrakurikuler.
PKKS dihajatkan untuk melahirkan wirausahawan muda dari kalangan madrasah yang diharapkan nanti bisa meraih kesuksesan dalam bidang kewirausahaan, sehingga mereka tidak selalu berorientasi untuk menjadi PNS atau semacamnya.
"Dan untuk sukses berwirausaha tentu butuh dorongan dan latihan sejak dini, termasuk kita lakukan melalui PKKS," papar kepala madrasah yang pernah meraih penghargaan kepala madrasah terbaik itu.
Dalam PKKS ini, modal usaha disiapkan dari Kopsis, komite, dan sumber lain yang tidak mengikat. Kemudian siswa akan melakukan cicilan pengembalian sesuai kesanggupan dan perkembangan usaha yang digeluti dengan ketentuan tanpa bunga.
Proses kewirausahaan ini juga dibimbing secara kontinyu oleh pembimbing usaha termasuk pihak madrasah memberikan ruang untuk siswa bisa melakukan kegiatan usahanya di lingkungan madrasah.
"Artinya, selain siswa diberikan modal dan bimbingan juga semua warga madrasah harus ikut memberikan dukungan dengan cara memberikan kesempatan untuk mereka berwirausaha menjajakan barangnya di madrasah dan dibeli atau semacamnya," ujar Wathoni.
PKKS ini salah satu wujud implementasi kurikulum merdeka yang menuntut siswa mandiri. "Untuk melahirkan usahawan yang sukses memang harus dilatih sejak dini dan juga butuh dukungan serta keberanian para siswa," tutupnya.